Harga Emas Menguat Tajam setelah Lonjakan Inflasi AS
Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas naik tajam pada akhir perdagangan Jumat (10/6/2022) atau Sabtu pagi WIB, mencapai level tertinggi empat minggu setelah Wall Street anjlok akibat tingginya data inflasi.
Mengutip Antara, saham di Wall Street mengalami pukulan terburuk dalam tiga minggu setelah data inflasi AS untuk Mei menunjukkan posisi tertinggi 41 tahun yang mengindikasikan Federal Reserve bisa menjadi lebih agresif dengan kenaikan suku bunganya.
Harga emas Comex paling aktif untuk pengiriman Agustus melonjak US$22,7 atau 1,23 persen menjadi US$1.875,50 per ounce. Pada minggu ini, harga emas berjangka mencatat kenaikan 1,2 persen.
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pada Jumat (10/6/2022) bahwa indeks harga konsumen atau inflasi AS naik 8,6 persen pada Mei dari tahun lalu, kenaikan tertinggi sejak Desember 1981. Inflasi inti tidak termasuk makanan dan energi naik 6,0 persen. Keduanya lebih tinggi dari yang diperkirakan.
Data inflasi AS yang lebih tinggi pada Mei memicu aksi jual besar-besaran di pasar saham AS, mendorong permintaan untuk aset safe-haven emas.
“Kejutan awal dari laporan inflasi yang panas mengirim harga emas ke terendah baru sesi, karena para pedagang dengan cepat menaikkan ekspektasi kenaikan suku bunga Fed untuk pertemuan September,” kata Ed Moya, analis di platform perdagangan daring OANDA.
“Kemudian imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 5 tahun dan 30 tahun terbalik dan kekhawatiran pertumbuhan memicu beberapa aliran safe-haven untuk emas.”
Emas menemukan dukungan tambahan karena pembacaan awal Juni dari indeks sentimen konsumen University of Michigan di posisi 50,2 pada Jumat (10/6/2022), turun 14 persen dari data final Mei, dan jauh di bawah perkiraan pasar di 58.