The Fed Bikin Yakin Emas Bakal ke US$ 2.000/Oz di Kuartal IV
Foto: cover topik/ emas thumbnail
Jakarta, CNBC Indonesia – Harga emas berjangka sempat naik pada hari Rabu (16/9/2020) setelah Bank Sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve, mengumumkan mempertahankan suku bunga utama mendekati nol hingga 2023.
Kenaikan harga Rabu merupakan kenaikan hari ketiga berturut-turut, dan pengumuman The Fed diyakini akan membawa harga emas makin naik untuk jangka panjang.
Saat mengumumkan hal tersebut, The Fed mengatakan alasan dari kebijakan yang diambilnya adalah untuk membantu ekonomi pulih dari pandemi virus corona (Covid-19). Dalam perkiraan untuk tahun 2023 yang baru dirilis tersebut, The Fed juga mengisyaratkan bahwa suku bunga akan tetap mendekati nol dari sekarang hingga setidaknya tahun 2024.
“The Fed menegaskan bahwa mereka bahkan tidak berpikir untuk memikirkan tentang menaikkan suku bunga, dengan proyeksi tingkat suku bunga nol untuk setidaknya empat tahun ke depan,” kata Brien Lundin, editor Gold Newsletter, sebagaimana dilaporkan Market Watch.
“Selain itu, lembaga itu membuat tujuannya untuk inflasi resmi yang lebih tinggi dari 2% dengan memasukkannya ke dalam pernyataan kebijakan setelah rapat.”
Lebih lanjut, Lundin mengatakan bahwa arah kebijakan Fed itu akan menguntungkan emas ke depannya.
“Itu semua menambah pengakuan resmi bahwa suku bunga riil yang disesuaikan dengan inflasi di atas nol bukan hanya tidak diinginkan, tetapi tidak mungkin mengingat besarnya utang federal dan lintasan pertumbuhannya,” katanya kepada MarketWatch. “Ini merupakan latar belakang yang sangat menguntungkan bagi emas untuk tahun-tahun mendatang.”
Tak lama setelah keputusan Fed, harga emas Desember diperdagangkan di US$ 1.974,10 per ounce dalam perdagangan elektronik. Itu telah mencatatkan kenaikan US$ 4,30 atau 0,2%, menjadi US$ 1.970,50 per ons. Sementara harga kontrak paling aktif menyentuh level tertinggi 1 September, menurut data FactSet.
“Pengumuman Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) memberikan sinyal yang lebih dovish akan membantu emas keluar dari fase konsolidasi ini selama beberapa minggu terakhir,” kata Peter Spina, presiden dan kepala eksekutif di GoldSeek.com.
“Mungkin butuh beberapa minggu lagi dengan sejumlah konsolidasi harga untuk mencapai angka ini, tapi saya memperkirakan emas akan menembus kembali di atas US$ 2.000 pada kuartal keempat dan mencetak rekor tertinggi baru saat kita menutup tahun ini.”
Harga emas pada perdagangan reguler Rabu awalnya turun, namun kemudian naik setelah data penjualan ritel AS menunjukkan ada kenaikan 0,6% pada bulan Agustus, kenaikan bulan ketiga berturut-turut.
“Secara keseluruhan, emas telah datar sejak puncak awal Agustus karena tren lain yang mendorong harganya lebih tinggi telah menguap,” kata Adrian Ash, direktur penelitian di BullionVault.
“Imbal hasil obligasi setelah inflasi bertahan sekitar -1% dalam 10 tahun, dolar telah stabil dari penurunannya, dan arus masuk [exchange-traded fund] telah mengering dari investor yang ingin melindungi modal mereka dengan emas.
“Karena segala sesuatunya berdiri di level ini, ketiga faktor tersebut mendukung emas, tetapi arah perjalananlah yang paling penting. Penurunan dolar lagi, ditambah posisi terendah baru dalam nilai riil, kemungkinan besar akan memacu permintaan emas dan ETF, membantu emas keluar dari pola penahanannya.” jelasnya.