Harga Emas Hari Ini, Senin 8 Februari 2021
Emas batangan cetakan PT Aneka Tambang Tbk. Harga emas 24 karat Antam dalam sepekan terakhir mengalami lonjakan hingga menyentuh hampir Rp1 juta per gram. – logammulia.com
Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas kembali menanjak di pasar spot maupun berjangka pada Jumat (5/2/2021) setelah pengumuman data pekerja AS.
Namun, dalam jangka pendek harga diprediksi akan kembali turun mengingat investor mulai kembali melirik investasi di portofolio dengan risiko sedikit lebih tinggi.
Berdasarkan data Bloomberg, Jumat (5/2/2021), harga emas di pasar spot naik 1,12 persen atau 20,08 poin menjadi US$1.814,11 per ounce, sementara untuk emas Comex kontrak April 2021 naik 1,22 persen atau 21,8 poin ke US$1.813 per ounce.
Kenaikan harga emas tersebut memangkas kerugian mingguan yang terjadi akibat terus turunnya harga emas dalam sepekan kemarin. Pelemahan dolar AS setelah data penggajian AS yang mengecewakan membuat kebutuhan akan lebih banyak stimulus ekonomi membuat harga emas sedikit terdongkrak.
Sebuah laporan pemerintah AS menunjukkan pemerintah AS menambahkan setengah dari pekerja seperti yang diharapkan pada Januari 2021 dan angka Desember yang direvisi lebih rendah.
Harga dolar AS pun turun untuk pertama kalinya dalam tiga hari, membuat peningkatan permintaan emas batangan sebagai aset alternatif. Laporan ketenagakerjaan muncul setelah Senat memilih untuk mengadopsi cetak biru anggaran untuk paket bantuan virus senilai US$1,9 triliun dari Presiden Joe Biden.
Kepala Analis Pasar Ava Trade Naeem Aslam menuturkan harga emas telah merosot sepanjang 2021 ini, tertekan kemajuan vaksinasi Covid-19 yang membuat prospek pemulihan dari pandemi Covid-19 serta mengurangi daya tarik logam sebagai tempat berlindung.
Investor menimbang pandangan itu terhadap kemungkinan stimulus lebih lanjut dapat melemahkan dolar dan meningkatkan harga konsumen, dengan emas batangan sering digunakan sebagai lindung nilai inflasi.
“Data hari ini telah menegaskan kembali perlunya putaran stimulus lain, yang membantu harga emas. Selain itu, harga emas oversold, dan ini telah memberikan katalis yang sempurna untuk retracement,” katanya seperti dikutip dari Bloomberg, Minggu (7/2/2021).
Keuntungan sebelumnya dalam imbal hasil Treasury pun memudar, dan memberikan dorongan tambahan untuk logam mulia yang tidak menawarkan bunga. Sementara itu, pejabat Federal Reserve (The Fed) telah mengecilkan dampak ekonomi dari volatilitas pasar saham baru-baru ini, sebagai tanda terbaru bahwa bank sentral AS belum menutup untuk mengurangi pembelian obligasi bulanan besar-besaran.
Ahli Strategi Mitsubishi Corp UK Plc Jonathan Butler mengatakan 2021 akan menjadi tahun dengan dua bagian yakni kondisi virus corona yang memburuk dan dampak negatif terhadap perekonomian secara global.
“Beberapa bulan ke depan akan ditandai oleh situasi virus corona yang memburuk dan dampak ekonomi negatif terkait secara global, diimbangi hanya oleh stimulus fiskal dan moneter besar-besaran lebih lanjut,” tuturnya.
Dengan demikian, hal ini akan membuat lingkungan makro yang mendukung kenaikan harga emas dengan imbal hasil rendah, dolar yang lemah dan kembalinya investor ke investasi safe haven seperti emas.
Namun, emas sedang menuju penurunan mingguan kedua berturut-turut dan rata-rata pergerakan 50 hari (MA50) berada di titik puncak penurunan di bawah pasangan 200-hari, mendekati apa yang disebut pola dead cross yang dapat menandakan koreksi lebih lanjut.