Harga Emas Kembali Menguat, Efek Evergrande Belum Mereda
Emas batangan cetakan PT Aneka Tambang Tbk. Harga emas 24 karat Antam dalam sepekan terakhir mengalami lonjakan hingga menyentuh hampir Rp1 juta per gram. – logammulia.com
Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas kembali naik pada akhir perdagangan Selasa (21/9/2021) waktu Amerika Serikat , karena kekhawatiran atas kebangkrutan perusahaan properti China Evergrande terus mendorong pembelian ke aset safe-haven.
Mengutip Antara, Rabu (22/9/2021), kenaikan emas juga terjadi menjelang pertemuan Federal Reserve yang dapat memberikan petunjuk tentang jadwal bank sentral untuk memotong stimulusnya terhadap ekonomi AS.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, bertambah lagi US$14,4 atau 0,82 persen menjadi ditutup pada US$1.778,20 per ounce. Sehari sebelumnya, Senin (20/9/2021), emas berjangka juga terangkat US$12,40 atau 0,71 persen menjadi US$1.763,80.
Emas berjangka jatuh 5,3 dolar AS atau 0,3 persen menjadi US$1.751,40 pada Jumat (17/9/2021), setelah anjlok US$38,1 atau 2,12 persen menjadi US$1.756,70 pada Kamis (16/9/2021), dan merosot US$12,3 atau 0,68 persen menjadi US$1.794,8 pada Rabu (15/9/2021).
Direktur Perdagangan Logam High Ridge Futures David Meger mengatakan aset aman atau safe-haven emas telah naik di tengah kekhawatiran baru-baru ini tentang pertumbuhan ekonomi global, atau lebih khusus lagi perlambatan ekonomi China, yang cukup untuk melebihi pemulihan saham.
Namun, gambaran teknikal untuk emas “tetap bearish dalam jangka pendek”, kata Jim Wyckoff, analis senior di Kitco Metals.
“Kami mungkin melihat pedagang jangka pendek yang telah melakukan penjualan mungkin sore hari dan melakukan beberapa penyesuaian posisi menjelang FOMC,” jelasnya.
Pengaruh positif dari tergelincirnya dolar AS dan kenaikan harga minyak mentah juga mengangkat emas.
Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) akan merilis pernyataan kebijakan dan proyeksi ekonomi baru pada akhir pertemuannya pada Rabu waktu setempat. Beberapa analis percaya bank sentral dapat mengumumkan dimulainya pengurangan pembelian aset pada kuartal keempat tahun ini, yang bisa mendorong emas lebih rendah.
Pengurangan stimulus bank sentral dan kenaikan suku bunga cenderung mengangkat imbal hasil obligasi, meningkatkan peluang kerugian memegang emas yang tanpa bunga.
“Pertanyaan besar yang perlu dijawab adalah apakah ketidakpastian pasar saat ini akan mengubah jadwal prospektif yang mungkin dimiliki The Fed ketika mengumumkan pengurangan pembelian aset,” kata Michael Hewson, kepala analis pasar di CMC Markets UK.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember naik 40,7 sen atau 1,83 persen, menjadi ditutup pada US$22,611 per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober naik US$51,6 atau 5,74 persen menjadi ditutup pada 950,8 dolar AS per ounce.