Gak Ada Matinya, Harga Emas Cetak Rekor Lagi
Foto: Emas Batangan dan Koin dalam brankas Pro Aurum di Munich, Jerman pada 14 Agustus 2019. (REUTERS/Michael Dalder)
Jakarta, CNBC Indonesia – Harga emas dunia tembus rekor tertingginya lagi pada perdagangan pagi Rabu (22/7/2020). Senada dengan survei yang dilakukan terhadap pelaku pasar pekan lalu yang bullish terhadap emas, kini logam mulia tersebut bergerak semakin dekat ke US$ 1.900/troy ons.
Pada 09.25 WIB harga emas dunia di pasar spot naik 0,86% ke US$ 1.857/troy ons. Semalam harga emas melesat 1,5% ke US$ 1.842/troy ons. Kini harga emas sedang berada di level tertingginya dalam 9 tahun.
Harga Emas Spot (US$/Troy Ons)
Kenaikan harga emas yang signifikan didorong oleh aksi jual dolar dan ekspektasi akan adanya peningkatan stimulus untuk membantu pemulihan ekonomi yang dilanda pandemi.
“Dolar AS telah turun karena dunia terlihat sedikit lebih baik,” kata Bart Melek, kepala strategi komoditas di TD Securities. “Suku bunga telah jatuh melintasi kurva imbal hasil dan itu lagi merupakan faktor lain yang membantu emas,” tambahnya kepada Reuters.
Reuters lebih lanjut melaporkan bahwa para pemimpin kongres AS akan membahas paket stimulus baru minggu ini, dan para pemimpin Uni Eropa menyetujui kesepakatan “bersejarah” pada rencana stimulus besar-besaran pada Selasa pagi.
Emas akan terdorong ke level tertinggi dalam 18 bulan ke depan menurut sebuah jajak pendapat yang dilakukan Reuters. Namun rendahnya permintaan terhadap perhiasan di Asia dan prospek pemulihan ekonomi akan menghambat kenaikan lebih lanjut.
“Ketika ketidakpastian ekonomi memudar, permintaan untuk aset safe-haven termasuk emas akan turun. Namun, ini hanya cenderung mengurangi sedikit dari kilau harga emas, karena suku bunga riil yang ultra-rendah tetap menjadi pendukung utama,” ekonom Ekonomi Modal James O ‘Rourke menulis dalam sebuah catatan.
Sentimen bullish untuk logam mulia akan membawa harga emas ke level tertinggi sepanjang masa, menurut Citigroup Inc., yang memandang kenaikan ke atas hanya tinggal menunggu waktu.
“Harga nominal emas telah membukukan rekor baru di setiap G-10 dan mata uang utama pasar berkembang lainnya tahun ini,” kata analis Citigroup dalam sebuah laporan. “Ini hanya masalah waktu untuk [tertinggi dalam USD-term].”
Harga rekor tertinggi sebelumnya berada di US$ 1.920/troy ons pada tahun 2011. Citi memproyeksikan harga emas dapat mencapai titik tertinggi sepanjang masa dalam enam hingga sembilan bulan ke depan. Selain itu, analis melihat peluang 30% bahwa logam kuning mencapai US$ 2.000/troy ons dalam tiga hingga lima bulan ke depan.
Penggerak yang mendorong emas lebih tinggi adalah kebijakan moneter longgar, suku bunga riil yang rendah, dan peningkatan alokasi untuk emas. Kenaikan harga emas pekan ini juga senada dengan survei Kitco akhir pekan lalu.
Survei yang dilakukan Kitco terhadap 16 analis Wall Street menunjukkan bahwa harga emas diperkirakan masih mampu naik di minggu ini oleh 11 orang (69%). Sebanyak 6% berpandangan bahwa harga emas berpotensi terkoreksi sementara sisanya 25% memperkirakan harga emas bergerak sideways.
Survei serupa yang dilakukan secara online kepada 1.642 responden juga menunjukkan hasil yang tak jauh berbeda. Sebanyak 60% responden beranggapan harga emas masih bisa naik pekan ini, 21% netral dan 19% memproyeksi harga emas bakal lebih rendah.
TIM RISET CNBC INDONESIA