Efek Perang Rusia-Ukraina, Permintaan Emas Dunia Naik 34 Persen ke 1.234 Ton
Bisnis.com, JAKARTA – Permintaan emas tercatat naik sepanjang kuartal I/2022 seiring dengan lonjakan inflasi dan konflik Rusia – Ukraina.
Riset dari World Gold Council pada Jumat (6/5/2022) menyebutkan, pada kuartal I/2022 permintaan investor global terhadap emas naik 34 persen secara tahunan menjadi 1.234 ton. Jumlah tersebut merupakan yang tertinggi sejak kuartal IV/2018 dan melampaui rerata 5 tahunan sebesar 1.039 ton.
Instrumen exchange traded fund (ETF) emas mencatatkan inflow tertinggi secara kuartalan sejak kuartal III/2020. Kepemilikan investor terhadap instrumen ini naik menjadi 269 ton, atau berbanding terbalik dengan net outflow pada 2021 sebanyak 174 ton.
Sementara itu investasi pada keping emas dan emas batangan adalah sebanyak 282 ton. Jumlah tersebut lebih rendah 20 persen dibandingkan dengan kuartal I/2021, namun masih diatas rerata 5 tahunan sebesar 11 persen.
“Pembaruan lockdown di China dan harga emas lokal yang tinggi di Turki menjadi penyebab utama penurunan secara yoy,” demikian kutipan laporan tersebut.
Adapun, minat investor terhadap perhiasan emas terpantau menurun 7 persen yoy menjadi 474 ton. Hal ini disebabkan oleh penurunan permintaan di China dan India.
Selanjutnya, bank sentral global menambah 84 ton pada cadangan emas dunia sepanjang kuartal I/2022. Angka net buy tercatat naik lebih dari dua kali lipat dibandingkan kuartal sebelumnya.
Adapun, sektor teknologi mencatatkan jumlah permintaan tertinggi sejak kuartal I/2018. Tingkat permintaan sebesar 82 ton ditopang oleh kenaikan penggunaan emas dalam alat-alat elektronik.
Dari sisi harga, emas di LBMA mencatatkan peningkatan 8 persen, kinerja kuartalan terbaik sejak kuartal II/2020. Harga rata-rata emas pada kuartal I/2022 US$1.877,2 per troy ounce, sekitar 5 persen lebih tinggi daripada kuartal pertama tahun 2021.
Produksi tambang emas naik 3 persen yoy menjadi 856 ton. China melanjutkan produksi hampir penuh setelah penutupan terkait keselamatan, sementara bijih dengan kadar yang lebih tinggi ditambang di berbagai situs yang ada.
Pasokan emas daur ulang melonjak menjadi 310 ton, naik 15 persen yoy. Ini adalah kuartal pertama terkuat untuk aktivitas daur ulang emas selama enam tahun.