Amerika Serikat Rusuh, Harga Emas Dunia Nanjak Terus!

Tim CNBC kembali merilis berita harga emas dunia kembali menguat pada perdagangan Senin (1/6/2020) melanjutkan penguatan dua hari beruntun sebelumnya. Pada pukul 16:28 WIB, emas diperdagangkan di kisaran US$ 1.736,06/troy ons, menguat 0,64% di pasar spot, melansir data Refinitiv.

Secara fundamental, penguatan emas pada hari ini juga terjadi akibat kerusuhan yang terjadi di Amerika Serikat (AS). George Floyd seorang warga kulit hitam yang tewas usai lehernya ditekan dengan lutut oleh polisi Derek Chauvin memicu demonstrasi di berbagai negara bagian AS, hingga akhirnya berujung kerusuhan.

Akibatnya lima negara bagian Texas, Ariozona, Georgia, Missouri dan Minnesota menyatakan status darurat. Sementara itu, 40 kota menerapkan kebijakan jam malam.

Presiden AS, Donald Trump, bersama ibu negara Melania Trump serta putra mereka, Barron dikabarkan sempat dibawa ke bungker selama beberapa saat akibat aksi demo yang mengepung Gedung Putih.

Hingga saat ini demonstrasi dan kerusuhan sudah terjadi selama 6 hari di AS. Akibat kerusuhan tersebut, Pentagon mengirimkan 5.000 pasukan Garda Nasional, tentara cadangan AS. Tentara diaktifkan di 15 negara bagian dan Washington DC untuk mengamankan situasi bersama polisi.

Nilai tukar dolar AS merosot akibat kerusuhan tersebut, yang memberikan keuntungan bagi emas sehingga kembali menguat. Tetapi bursa saham AS sepertinya akan dibuka menguat malam nanti yang terlihat dari pergerakan indeks berjangka (futures) Wall Street, yang membuat penguatan emas sedikit tertahan. Seandainya bursa AS juga merosot, emas berpeluang melesat lebih tinggi lagi.

Secara teknikal, pergerakan emas yang disimbolkan XAU/USD membentuk pola Hammer di grafik candle stick harian pada Rabu (27/5/2020) lalu. Pola ini merupakan kebalikan dari Shooting Star yang muncul pada 18 Mei lalu, dan membuat emas melemah hingga ke bawah US$ 1.700/troy ons kemarin.

Jika dilihat pada grafik harian, body (badan) candle stick kecil di bagian atas, sementara tail (ekor) panjang ke bawah. Pola tersebut disebut Hammer, dan kerap dijadikan sinyal pembalikan arah atau XAU/USD akan bergerak naik, alias emas berpeluang kembali menguat.

Secara psikologis, pola Hammer menunjukkan trader yang mengambil posisi long (beli) emas berusaha mendominasi pasar.

Selain itu, emas juga bertahan di atas Bullish Channel (garis biru), sehingga munculnya pola Hammer menjadi sinyal bullish continuation atau berlanjutnya tren naik.

Pada hari Jumat (29/5/2020) lalu, emas mengakhiri perdagangan di level US$ 1.726,3/troy ons, di atas resisten (tahanan atas) kala itu, yang kini menjadi support (tahanan bawah terdekat. Emas pun mendapat momentum penguatan dan kembali menguat pada hari ini.

Selama bertahan di atas support US$ 1.720/troy ons, emas berpeluang terus menguat dengan target ke US$ 1.746 – 1.750/troy ons, jika berhasil dilewati emas akan membuka jalan menuju US$ 1.800/troy ons. Sementara jika support ditembus, emas berisiko terkoreksi menuju US$ 1.700/troy ons. Pola Hammer ini akan batal jika emas melemah hingga ke bawah US$ 1.680/US$.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Similar Posts