Investor ‘Harap-Harap Cemas’ Nantikan Data Inflasi AS, Harga Emas Kinclong Nih!
Emas batangan cetakan PT Aneka Tambang Tbk. Harga emas 24 karat Antam dalam sepekan terakhir mengalami lonjakan hingga menyentuh hampir Rp1 juta per gram. – logammulia.com
Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas terkerek naik pada akhir perdagangan Rabu pagi (8/12/2021) di Asia, setelah perhatian investor beralih ke data inflasi AS yang akan dirilis akhir pekan ini.
Investor menilai data inflasi AS tersebut dapat mempengaruhi kecepatan Federal Reserve menaikkan suku bunga, saat mereka mengambil posisi menjelang Tahun Baru.
Dari Comex New York Exchange, Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari menguat US$5,2 atau naik 0,29 persen, menjadi US$1.784,70 per ounce pada penutupan. Di pasar spot, emas naik 0,2 persen menjadi US$1.782,39 per ounce pada pukul 18.40 GMT.
Sehari sebelumnya, Senin (6/12/2021), emas berjangka merosot US$4,4 atau 0,25 persen menjadi US$1.779,50, setelah melonjak 21,20 dolar AS atau 1,2 persen menjadi US$1.783,90 pada Jumat (3/12/2021), dan anjlok US$21,60 atau 1,2 persen menjadi US$1.762,70 pada Kamis (2/12/2021).
Craig Erlam, Analis Pasar Senior di OANDA, mengatakan pasar mengawasi pertemuan Fed minggu depan dan investor mencari kejelasan lebih lanjut tentang suku bunga pada saat ketidakpastian di sekitar varian virus Corona Omicron.
“Tampaknya lebih merupakan langkah konsolidasi sekarang,” kata Erlam.
Adapun, laporan Indeks Harga Konsumen AS pada Jumat (10/12/2021) dapat mempengaruhi kebijakan moneter Fed menjelang pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada 14-15 Desember.
Jim Wyckoff, Analis Senior Kitco Metals, menuturkan pembicaraan telepon Biden-Rusia juga diawasi dengan ketat karena ketidakpastian geopolitik utama apa pun akan mendukung emas, tetapi harga emas bisa turun jika situasi Omicron tidak memburuk.
Presiden AS Joe Biden mengatakan kepada Presiden Rusia Vladimir Putin pada Selasa (7/12/2021) bahwa Barat khawatir Rusia akan menginvasi Ukraina dan memperingatkan tindakan ekonomi dan lainnya yang kuat sebagai hukuman jika Moskow memulai konflik militer.
Emas mendapat dukungan setelah Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pada Selasa (7/12/2021) bahwa produktivitas tenaga kerja sektor bisnis nonpertanian AS turun 5,2 persen pada kuartal ketiga 2021, penurunan terbesar dalam produktivitas kuartalan sejak kuartal kedua tahun 1960.
Namun demikian, melonjaknya indeks pasar saham AS, menguatnya dolar AS dan kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS membatasi kenaikan emas lebih lanjut. Penguatan dolar membuat harga emas lebih mahal bagi pembeli dengan mata uang lainnya.
Logam mulia selain emas, perak untuk pengiriman Maret naik 26 sen atau 1,17 persen, menjadi ditutup pada 22,523 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari naik 13,6 dolar AS atau 1,45 persen, menjadi ditutup pada 950 dolar AS per ounce.