Dolar AS Tekor Lagi nih, Sudah Saatnya Emas Berjaya Kembali
Foto: Emas Batangan di toko Degussa di Singapur, 16 Juni 2017 (REUTERS/Edgar Su)
Jakarta, CNBC Indonesia – Harga emas dunia masih belum kembali ke level US$ 1,900/troy ons sampai sekarang. Namun pagi hari ini Kamis (1/10/2020), harga logam kuning itu menguat.
Pada 08.55 WIB harga emas dunia di pasar spot naik 0,12% ke US$ 1.887,7/troy ons. Harga emas sempat ambrol mendekati level US$ 1.850/troy ons pekan lalu. Namun mulai bangkit pekan ini.
Pelemahan dolar AS memberi ruang bagi bullion untuk naik. Pekan ini indeks dolar yang mengukur posisi greenback terperosok dari posisi tertingginya dalam dua bulan terakhir.
Emas yang dibanderol dalam mata uang Paman Sam tersebut menjadi lebih murah terutama bagi pemegang mata uang lain lantaran dolar yang melemah. Selama ini emas dan dolar AS pun bergerak berlawanan arah.
Pelemahan dolar AS tak terlepas dari kabar semakin dekatnya stimulus tambahan AS senilai US$ 2,2 triliun. Menteri Keuangan Steven Mnuchin dan Ketua DPR Nancy Pelosi terlibat dalam diskusi yang intens soal hal ini.
“Kami membuat banyak kemajuan dalam beberapa hari terakhir. Kami masih belum mencapai kesepakatan, tetapi kami memiliki lebih banyak pekerjaan yang harus dilakukan. Dan kami akan melihat di mana kami akan berakhir,” kata Mnuchin, mengutip Reuters.
Sementara Nancy Pelocy awalnya mengatakan rancangan undang-undang tersebut akan divoting pada hari Rabu. Namun menurut salah satu sumber voting ditunda satu hari untuk mencapai kesepakatan.
Kabar terkait stimulus baik fiskal dan moneter yang terbilang jumbo ketika pandemi Covid-19 merebak membuat harga emas melesat. Adanya ekspektasi inflasi yang tinggi di masa depan menjadi pemicu aset lindung nilai (hedging) tersebut menguat signifikan.
Kemarin juga bertepatan dengan debat perdana calon presiden AS. Harga emas sempat tergelincir. Pada dasarnya debat antara Joe Biden dan Donald Trump diwarnai dengan cekcok adu mulut yang membuat moderator Chris Wallace dari Fox News kawalahan. Hal ini mendapat respons negatif dari audiens, mengutip CBS News.
Ke depan jika dolar AS masih terus melemah, seharusnya harga emas masih bisa menguat. Beberapa sentimen yang perlu dicermati antara lain kelanjutan progress stimulus senilai US$ 2,2 triliun, pemilu AS serta perkembangan pandemi Covid-19 dan vaksin hingga kebijakan moneter yang ditempuh bank sentral.
TIM RISET CNBC INDONESIA