Kabar Stimulus AS Tokcer, Harga Emas Moncer
Foto: Emas Batangan ditampilkan di Hatton Garden Metals, London pada 21 July 2015 (REUTERS/Neil Hall/File Photo)
Jakarta, CNBC Indonesia – Harga emas melanjutkan penguatan dari perdagangannya kemarin di pagi ini, Rabu (21/10/2020). Kabar baik soal paket stimulus ekonomi Covid-19 lanjutan di AS membuat harga emas terangkat.
Pada 09.10 WIB, harga emas global di arena pasar spot menguat 0,59% ke US$ 1.918/troy ons. Kemarin harga emas ditutup dengan penguatan ke level US$ 1.906,38/troy ons.
Gedung Putih dan Partai Demokrat di Kongres AS semakin mendekati kesepakatan tentang RUU stimulus ekonomi baru. Presiden Donald Trump disebut bersedia menerima nominal stimulus yang lebih besar meskipun ada tentangan dari Partai Republik.
Ketua DPR AS Nancy Pelosi pada hari Selasa mengatakan dia optimis Demokrat dapat mencapai kesepakatan dengan pemerintahan Trump tentang bantuan tambahan Covid-19 yang bisa digelontorkan pada awal bulan depan.
Menurut Australia and New Zealand Banking Group (ANZ), paket stimulus fiskal AS akan memicu kenaikan harga emas. ANZ memperkirakan logam mulia itu bisa melonjak ke US$ 2.200 pada akhir tahun dan naik menjadi US$ 2.300 pada awal 2021.
“Persetujuan paket bantuan AS akan menjadi pemicu kenaikan harga,” kata ahli strategi komoditas ANZ Daniel Hynes dan Soni Kumari dalam laporan komoditas terbaru, mengutip Kitco News
“Prospek emas positif di tengah meningkatnya kekhawatiran ekonomi akibat lonjakan Covid-19. Kebijakan bank sentral yang akomodatif dan suntikan likuiditas secara luas mendukung pasar,” kata Hynes dan Kumari.
Selain karena resesi global akibat lockdown untuk mengendalikan pandemi Covid-19, harga emas ikut terkerek naik lebih dari 25% sepanjang tahun ini karena stimulus fiskal dan moneter yang masif dari pemerintah dan bank sentral global.
Era suku bunga murah mendekati nol persen ditambah dengan injeksi likuiditas melalui pelonggaran quantitative easing yang membuat neraca bank sentral menggembung membuat pasokan uang menjadi berlimpah.
Di saat yang sama imbal hasil riil setelah dikurangi inflasi aset safe haven lain yaitu obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun sudah berada di teritori negatif membuat opportunity cost memegang emas menjadi lebih rendah.
Kebijakan fiskal ekspansif juga turut membuat dolar AS terus terdepresiasi. Ekspektasi inflasi yang tinggi di masa depan meningkat. Alhasil para investor berbondong-bondong mencari perlindungan dan emas lah aset yang dipilih. Ini yang membuat harga emas terbang tahun ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA